Gulat, sebagai salah satu olahraga Olimpiade tertua, terbagi menjadi beberapa disiplin yang masing-masing memiliki seperangkat aturan, teknik, dan filosofi yang unik. Di antara gaya yang paling menonjol dan diakui secara internasional, terdapat Gulat Gaya Bebas (Freestyle) dan Gulat Gaya Greco-Roman. Bagi penonton, kedua gaya ini mungkin terlihat serupa karena keduanya bertujuan menjatuhkan dan menahan lawan, namun terdapat perbedaan mendasar yang mengubah sepenuhnya dinamika, strategi, dan jenis keahlian yang dibutuhkan atlet. Oleh karena itu, Memahami Perbedaan Gulat (Understanding Wrestling Differences) adalah kunci untuk mengapresiasi keindahan dan kompleksitas setiap disiplin. Memahami Perbedaan Gulat (Understanding Wrestling Differences) ini tidak hanya penting bagi atlet dan pelatih, tetapi juga bagi penggemar yang ingin mengikuti kompetisi internasional seperti Kejuaraan Dunia atau Olimpiade.
Batasan Teknik: Inti Perbedaan
Perbedaan paling signifikan dan mendasar antara Gulat Gaya Bebas dan Gulat Gaya Greco-Roman terletak pada pembatasan penggunaan kaki:
- Gulat Gaya Greco-Roman: Gaya ini secara ketat melarang penggunaan kaki untuk menyerang atau bertahan. Artinya, pegulat tidak diperbolehkan memegang, mengait, atau meraih kaki lawan. Selain itu, mereka juga tidak boleh menggunakan kaki mereka sendiri untuk menyapu atau menghalangi. Pembatasan ini memaksa seluruh aksi berfokus pada tubuh bagian atas (upper body). Ini menghasilkan pertandingan yang didominasi oleh teknik lemparan eksplosif seperti suplex, hip toss, dan gut wrench. Kekuatan inti (core strength) dan teknik clinch yang superior adalah prasyarat mutlak bagi atlet Greco-Roman.
- Gulat Gaya Bebas (Freestyle): Sebaliknya, Gaya Bebas memungkinkan penggunaan seluruh tubuh, termasuk kaki. Pegulat bebas menyerang atau bertahan menggunakan kaki lawan, melakukan teknik seperti single-leg atau double-leg takedown (bantingan satu atau dua kaki), dan ankle pick (serangan pergelangan kaki). Hasilnya adalah pertandingan yang lebih cepat, lebih dinamis, dan menuntut kelincahan, kecepatan, dan daya ledak di samping kekuatan. Pertandingan Gaya Bebas cenderung memiliki variasi teknik yang jauh lebih luas dibandingkan dengan Greco-Roman.
Skor dan Durasi Pertandingan
Meskipun Federasi Gulat Dunia (UWW) telah menyelaraskan banyak aspek, ada sedikit perbedaan dalam penentuan kemenangan melalui superioritas teknis.
- Gulat Gaya Bebas: Kemenangan dengan Superioritas Teknis (Technical Superiority) diberikan jika seorang pegulat unggul 10 poin atau lebih.
- Gulat Gaya Greco-Roman: Kemenangan dengan Superioritas Teknis diberikan jika seorang pegulat unggul 8 poin atau lebih, mencerminkan sifat gaya yang skornya cenderung lebih rendah karena batasan teknik.
Durasi pertandingan untuk kedua gaya ini umumnya sama di tingkat senior internasional, yaitu dua periode masing-masing tiga menit, dengan istirahat 30 detik di antaranya.
Filosofi Taktis dan Tuntutan Fisik
Karena batasan aturan yang berbeda, Memahami Perbedaan Gulat juga berarti memahami tuntutan fisik yang berbeda. Gulat Greco-Roman menuntut kekuatan tubuh bagian atas yang luar biasa dan daya tahan otot yang tinggi untuk mempertahankan posisi kuncian (clinch) dan melakukan bantingan (throw) besar. Gaya ini seringkali lebih lambat dan lebih taktis, fokus pada memposisikan lawan untuk lemparan dengan skor tinggi (4 atau 5 poin). Sementara itu, Gulat Gaya Bebas menuntut kecepatan transisi yang tinggi, daya ledak kaki, dan kelenturan tubuh untuk menghindari dan mengeksekusi takedown dari posisi berdiri, sehingga menuntut kondisi kardiovaskular yang lebih tinggi.
Data dari Komite Olimpiade Nasional (KON) di Indonesia pada periode persiapan menuju Asian Games 2026 menunjukkan bahwa program latihan fisik untuk atlet Greco-Roman lebih menekankan pada latihan beban fungsional tubuh atas dan latihan rotasi inti (misalnya, kettlebell swings dan medicine ball throws), sedangkan program atlet Gaya Bebas lebih fokus pada latihan plyometrik dan agility untuk meningkatkan kecepatan serangan kaki. Memahami Perbedaan Gulat ini sangat penting dalam merancang program pelatihan yang spesifik dan efektif.
