Dalam gulat gaya bebas, Single-Leg Takedown adalah salah satu serangan yang paling sering dilancarkan. Serangan ini bertujuan menjatuhkan lawan dengan mengunci satu kaki, dan keberhasilannya dapat dengan cepat mengubah momentum pertandingan. Oleh karena itu, kemampuan untuk membangun Dinding Pertahanan Kaki yang kokoh sangat penting. Dinding Pertahanan Kaki bukan hanya sekadar menggerakkan kaki menjauh, tetapi merupakan rangkaian gerakan defensif yang cepat, kuat, dan strategis, melibatkan kuda-kuda yang tepat dan sprawl (merebahkan diri) yang eksplosif. Pertahanan yang efektif terhadap Single-Leg Takedown dapat meniadakan poin lawan dan bahkan membuka peluang untuk serangan balik.
Komponen kunci pertama dari Dinding Pertahanan Kaki adalah kuda-kuda yang dinamis. Pegulat harus mempertahankan stance yang rendah, dengan lutut sedikit ditekuk dan berat badan merata. Kuda-kuda ini memastikan bahwa pegulat dapat bereaksi instan saat lawan melakukan penetration step. Ketika lawan menembus dan menangkap kaki, respons defensif utama adalah sprawl—mendorong pinggul ke belakang sambil merebahkan diri ke matras, melepaskan berat badan penuh ke atas lawan. Sprawl yang cepat akan mencegah lawan mengangkat kaki yang tertangkap.
Pentingnya penguasaan teknik ini tidak bisa diremehkan. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan Nasional (Puslitbangornas) pada September 2024 menunjukkan bahwa atlet yang memiliki waktu reaksi sprawl di bawah 0.4 detik mampu menggagalkan Single-Leg Takedown $80\%$ lebih sering. Selain sprawl, teknik penting berikutnya adalah wrestling footwork defensif, yaitu gerakan Dinding Pertahanan Kaki yang disebut re-direct. Gerakan ini melibatkan pemindahan berat badan secara cepat, memaksa lawan untuk mengejar kaki yang terus bergerak mundur atau menyamping, yang menguras energi lawan.
Untuk melatih respons secepat kilat ini, tim gulat Pelatda DKI Jakarta melaksanakan drilling spesifik pada hari Rabu, 6 November 2024. Sesi latihan di pagi hari, pukul 07.30 WIB, berfokus pada Shadow Wrestling dan Drill Sprawl yang dilakukan sebanyak 50 kali dalam satu sesi, di mana pelatih secara acak berteriak “Single!” atau “Double!” untuk menguji refleks atlet. Dengan menguasai sprawl dan footwork ini, pegulat membangun Dinding Pertahanan Kaki yang solid, mengubah serangan lawan menjadi kegagalan dan menjaga kontrol momentum pertandingan.
