Kategori: Guru

Tunjangan Guru Meningkat: Mengurai Fokus Publik dan Realitas Kebijakan Baru

Tunjangan Guru Meningkat: Mengurai Fokus Publik dan Realitas Kebijakan Baru

Pernyataan Presiden mengenai Tunjangan Guru Meningkat telah menarik perhatian luas dan memicu berbagai interpretasi di kalangan masyarakat. Banyak yang langsung mengartikannya sebagai kenaikan gaji pokok secara langsung. Namun, penting untuk mengurai fokus publik dan memahami realitas kebijakan baru yang sebenarnya. Kebijakan ini lebih menitikberatkan pada peningkatan komponen tunjangan atau kompensasi tambahan, bukan pada perubahan gaji pokok guru Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN.

Realitas dari kebijakan Tunjangan Guru Meningkat ini dijelaskan lebih lanjut oleh pihak terkait. Bagi guru ASN, kompensasi tambahan yang dimaksud adalah tunjangan setara satu bulan gaji pokok. Tunjangan ini akan diberikan sebagai bentuk apresiasi dan peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, untuk guru non-ASN yang telah memiliki sertifikat pendidik, ada peningkatan tunjangan profesi hingga mencapai Rp 2 juta per bulan. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak guru non-ASN untuk mengikuti program sertifikasi profesi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada perubahan pada besaran gaji pokok bagi guru ASN maupun non-ASN. Kebijakan ini adalah bentuk penyesuaian kompensasi non-gaji pokok yang diharapkan dapat memberikan dorongan finansial signifikan bagi para pendidik. Langkah ini diambil dengan pertimbangan bahwa Tunjangan Guru Meningkat dapat menjadi insentif tanpa harus mengubah struktur penggajian dasar yang mungkin memerlukan penyesuaian anggaran yang lebih besar dan kompleks. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada November 2024, total guru ASN di Indonesia mencapai sekitar 3,3 juta orang, sedangkan guru non-ASN bersertifikasi berjumlah sekitar 1,2 juta orang, sehingga kebijakan ini akan menjangkau jutaan pendidik.

Penting bagi masyarakat, khususnya para guru, untuk memahami detail kebijakan ini agar tidak terjadi misinterpretasi. Fokus pada Tunjangan Guru Meningkat melalui tunjangan dan kompensasi tambahan adalah upaya pemerintah untuk memberikan apresiasi konkret terhadap dedikasi para guru, sekaligus mendorong peningkatan profesionalisme melalui sertifikasi. Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pendidikan, yang menjadi kunci kemajuan bangsa di masa depan.

DPR Minta Guru Lebih Inovatif Gunakan Teknologi

DPR Minta Guru Lebih Inovatif Gunakan Teknologi

Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia menekankan pentingnya peran guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara kreatif dalam proses belajar mengajar. Permintaan ini disampaikan sebagai respons terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. DPR mendorong agar para pendidik dapat lebih inovatif dalam mengintegrasikan perangkat TIK ke dalam metode pengajaran mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi siswa.

Menurut Komisi X DPR, penguasaan dan pemanfaatan TIK secara lebih inovatif oleh guru bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Di era digital ini, siswa tumbuh dan berkembang denganExposure teknologi yang tinggi. Oleh karena itu, guru perlu beradaptasi dan menggunakan perangkat TIK seperti komputer, internet, aplikasi pembelajaran, dan platform digital lainnya untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih engaging dan sesuai dengan gaya belajar siswa masa kini. Pemanfaatan TIK yang kreatif juga dapat membantu guru dalam menyajikan materi pelajaran dengan cara yang lebih visual, audio, dan interaktif, sehingga pemahaman siswa dapat meningkat secara signifikan.

DPR juga menyoroti bahwa pemanfaatan TIK secara lebih inovatif oleh guru dapat membuka berbagai peluang baru dalam pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan platform kolaborasi daring untuk memberikan tugas kelompok yang memungkinkan siswa bekerja sama secara virtual. Aplikasi kuis interaktif dapat digunakan untuk menguji pemahaman siswa secara menyenangkan. Bahkan, guru dapat memanfaatkan sumber belajar daring yang tak terbatas untuk memperkaya materi pelajaran dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada siswa.

Pada tanggal 28 November 2023, dalam rapat kerja Komisi X DPR dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, menyampaikan bahwa guru memiliki peran sentral dalam mentransformasi pendidikan Indonesia di era digital. Beliau menekankan bahwa Kemendikbudristek perlu memberikan dukungan dan pelatihan yang memadai kepada guru agar mereka dapat lebih inovatif dalam memanfaatkan TIK secara efektif. Dukungan ini dapat berupa penyediaan infrastruktur TIK yang memadai di sekolah-sekolah, pelatihan berkelanjutan tentang pemanfaatan berbagai perangkat dan aplikasi TIK, serta pengembangan platform dan sumber belajar digital yang berkualitas.

Dengan guru yang semakin kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, menghasilkan generasi penerus bangsa yang melek teknologi dan siap menghadapi tantangan di era digital.

Sinergi BUMN: Membangun Kompetensi Pendidik Melalui Pelatihan Sertifikasi

Sinergi BUMN: Membangun Kompetensi Pendidik Melalui Pelatihan Sertifikasi

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan komitmen kuatnya dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia melalui sinergi strategis. Dengan fokus pada peningkatan kompetensi pendidik, BUMN secara aktif menyelenggarakan program pelatihan sertifikasi guru, sebuah inisiatif yang krusial untuk mencetak guru-guru profesional dan berkualitas. Langkah ini menegaskan peran BUMN tidak hanya sebagai agen pembangunan ekonomi, tetapi juga sebagai motor penggerak kualitas sumber daya manusia.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa pendidikan adalah salah satu dari tiga pilar utama dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN, di samping lingkungan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kesadaran akan pentingnya sektor pendidikan inilah yang mendorong kolaborasi antara 48 BUMN untuk menggelar Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Program ini dilaksanakan secara serentak di enam lokasi berbeda di Indonesia, mulai dari tanggal 11 hingga 12 Oktober 2022.

Pelatihan PPG ini dirancang untuk membantu para guru mempersiapkan diri menghadapi ujian sertifikasi profesi, yang merupakan syarat penting untuk meningkatkan status dan kualitas mereka. Lebih dari 1.000 guru berpartisipasi dalam pelatihan ini, baik secara luring maupun daring, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para pendidik untuk terus mengembangkan kompetensi pendidik mereka. Selain pelatihan gratis, BUMN juga memberikan dukungan finansial berupa penggantian biaya ujian sertifikasi bagi guru-guru yang mengikuti ujian ulang, sebuah langkah nyata untuk meringankan beban para pahlawan tanpa tanda jasa ini.

Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari upaya BUMN untuk berkontribusi pada pencetakan guru-guru yang tidak hanya cakap dalam mengajar, tetapi juga memiliki standar profesional yang diakui. Peningkatan kompetensi pendidik secara langsung akan berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah, yang pada gilirannya akan menghasilkan generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Kolaborasi lintas BUMN dalam program ini juga mencerminkan semangat gotong royong dan kesadaran akan tanggung jawab sosial yang lebih besar.

Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, BUMN juga akan memberikan penghargaan kepada 2.022 guru di enam provinsi yang berhasil lulus ujian sertifikasi. Diharapkan, program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi pendidik secara individual, tetapi juga mendorong ekosistem pendidikan yang lebih baik secara keseluruhan, menciptakan dampak positif jangka panjang bagi bangsa.

Apa yang Membuat Benda Bergerak? Konsep Dasar

Apa yang Membuat Benda Bergerak? Konsep Dasar

Pernahkah Anda bertanya, mengapa benda bisa bergerak? Jawabannya terletak pada konsep fundamental dalam fisika yang disebut gaya. Gaya adalah agen penyebab perubahan gerak suatu benda. Tanpa gaya, benda akan cenderung mempertahankan keadaannya, baik diam maupun bergerak dengan kecepatan konstan.

Baca Juga: Eksplorasi Kekayaan Bumi: Mengenal Aneka Sumber Daya Alam

Hukum Pertama Newton, atau yang dikenal sebagai hukum kelembaman, menjelaskan fenomena ini. Sebuah benda akan terus berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan kecuali ada gaya netto (gaya total yang tidak seimbang) yang bekerja padanya. Inilah mengapa kita perlu mendorong meja untuk menggesernya.

Lantas, dari mana datangnya gaya? Gaya muncul dari berbagai interaksi. Gaya gravitasi menarik semua benda bermassa saling mendekat. Gaya gesek muncul saat dua permukaan bersentuhan dan menghambat gerakan relatif di antara keduanya. Gaya otot memungkinkan kita mengangkat dan mendorong benda.

Hukum Kedua Newton memberikan kita pemahaman kuantitatif tentang hubungan antara gaya, massa, dan percepatan. Hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya netto yang bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya (a=F/m). Gaya yang lebih besar menghasilkan percepatan yang lebih besar.

Untuk menggerakkan benda yang awalnya diam, kita harus menerapkan gaya yang cukup besar untuk mengatasi gaya gesek statis. Setelah benda mulai bergerak, gaya yang lebih kecil mungkin cukup untuk mempertahankan geraknya, asalkan gaya tersebut mampu mengatasi gaya gesek kinetik yang bekerja.

Sebaliknya, untuk menghentikan benda yang sedang bergerak, kita juga memerlukan gaya yang berlawanan arah dengan geraknya. Gaya pengereman pada kendaraan atau gaya gesekan antara alas kaki dan lantai saat kita berhenti berjalan adalah contoh aplikasi konsep ini.

Penting untuk memahami bahwa yang menyebabkan perubahan gerak adalah gaya netto, yaitu resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda. Jika beberapa gaya bekerja pada benda tetapi saling meniadakan, maka gaya netto adalah nol, dan benda tidak akan mengalami perubahan gerak.

Pemahaman mendasar tentang gaya membuka pintu untuk menjelaskan berbagai fenomena di sekitar kita. Mengapa bola menggelinding lalu berhenti? Mengapa kita terdorong ke belakang saat mobil dipercepat? Semua jawaban berakar pada konsep gaya dan hukum-hukum Newton.

Guru Harus Arahkan Murid ke Kearifan Lokal, Kata Dirjen Dikdasmen

Guru Harus Arahkan Murid ke Kearifan Lokal, Kata Dirjen Dikdasmen

Pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan identitas. Dalam konteks ini, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) menegaskan bahwa guru harus arahkan murid ke kearifan lokal. Pesan ini menekankan pentingnya memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya dan tradisi setempat kepada generasi muda. Ini adalah langkah krusial untuk menjaga akar budaya bangsa di tengah arus globalisasi.

Kearifan lokal mencakup berbagai aspek, mulai dari nilai-nilai gotong royong, toleransi, etika lingkungan, hingga praktik-praktik adat yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika guru harus arahkan murid pada pemahaman ini, mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman nyata tentang bagaimana nilai-nilai tersebut diaplikasikan. Misalnya, melalui kegiatan berbasis proyek yang melibatkan eksplorasi situs sejarah lokal, partisipasi dalam upacara adat (jika sesuai dan diizinkan), atau studi tentang praktik pertanian tradisional yang berkelanjutan.

Manfaat dari penanaman kearifan lokal ini sangat besar. Pertama, ini membantu siswa mengembangkan rasa bangga terhadap identitas budaya mereka. Kedua, kearifan lokal seringkali mengandung solusi adaptif terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan yang relevan hingga saat ini, memberikan perspektif alternatif dari solusi modern. Ketiga, pemahaman terhadap budaya sendiri dapat memupuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, karena siswa belajar mengenali keberagaman yang ada di lingkungan mereka sendiri sebelum berinteraksi dengan budaya lain. Oleh karena itu, guru harus arahkan murid secara sistematis.

Sebagai contoh, pada hari Selasa, 7 Mei 2024, pukul 11.00 WIB, dalam sebuah seminar pendidikan bertema “Pendidikan Berbasis Karakter dan Budaya” di Jakarta, Dirjen Dikdasmen, Ibu Dr. Sri Rejeki, menegaskan bahwa peran guru sangat sentral dalam mentransformasi kearifan lokal menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Beliau juga menambahkan bahwa sudah saatnya guru harus arahkan murid pada praktik nyata pelestarian budaya.

Dengan demikian, ketika guru harus arahkan murid ke kearifan lokal, mereka tidak hanya memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga memainkan peran vital dalam menjaga warisan budaya bangsa. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual, kuat secara karakter, dan bangga akan identitas budayanya.

Pendidik Jangan Tertinggal Era Digital, Kata Sekda Klaten: Adaptasi Kunci Kemajuan Pendidikan

Pendidik Jangan Tertinggal Era Digital, Kata Sekda Klaten: Adaptasi Kunci Kemajuan Pendidikan

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Ibu Sri Mulyani, menegaskan pentingnya bagi para pendidik untuk tidak tertinggal dalam menghadapi era digital. Di tengah pesatnya laju teknologi, adaptasi menjadi kunci utama agar proses belajar mengajar tetap relevan dan efektif. Pernyataan ini menjadi pengingat bagi seluruh insan pendidikan bahwa kemajuan di era digital menuntut perubahan pendekatan dan penguasaan alat-alat baru dalam penyampaian materi kepada peserta didik.

Pernyataan tersebut disampaikan Ibu Sri Mulyani dalam sebuah seminar pendidikan yang diadakan di Pendopo Kabupaten Klaten pada hari Rabu, 15 Mei 2024. Beliau menekankan bahwa guru adalah ujung tombak dalam membentuk generasi penerus. Oleh karena itu, penguasaan teknologi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. “Guru harus menjadi fasilitator yang cakap di era digital ini,” ujarnya, “mereka tidak boleh kalah dari teknologi, justru harus memanfaatkannya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.”

Implementasi teknologi dalam pendidikan menawarkan berbagai keuntungan. Pendidik dapat memanfaatkan platform pembelajaran daring, aplikasi interaktif, sumber daya digital, dan media sosial untuk membuat materi pelajaran lebih menarik dan mudah diakses. Hal ini tidak hanya mempermudah penyampaian informasi, tetapi juga mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan digital yang penting di masa depan. Misalnya, penggunaan proyektor interaktif di kelas atau aplikasi e-learning untuk tugas di rumah.

Namun, adaptasi ini juga membawa tantangan. Tidak semua pendidik memiliki tingkat literasi digital yang sama, dan ketersediaan infrastruktur teknologi di beberapa daerah mungkin masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan institusi pendidikan perlu terus mendukung melalui pelatihan berkelanjutan, penyediaan akses internet yang memadai, dan fasilitas pendukung lainnya. Inisiatif pelatihan TIK bagi guru yang diadakan Dinas Pendidikan Klaten pada bulan Februari 2024 lalu adalah salah satu contoh konkret dukungan tersebut.

Sebagai kesimpulan, pesan Sekda Klaten bahwa pendidik tidak boleh tertinggal di era digital adalah seruan yang sangat relevan. Diperlukan komitmen dari setiap pendidik untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan yang semakin digital.

Kemampuan Guru BK Akan Ditingkatkan Mendikbudristek: Ini Alasannya

Kemampuan Guru BK Akan Ditingkatkan Mendikbudristek: Ini Alasannya

Kemampuan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memegang peranan krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik siswa. Menyikapi hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menegaskan komitmen kementeriannya untuk terus meningkatkan kemampuan guru BK di seluruh Indonesia. Langkah ini dinilai penting untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi siswa di era modern ini.

Menurut Mendikbudristek dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Senin, 12 Mei 2025, peningkatan kemampuan guru BK menjadi prioritas karena mereka adalah garda terdepan dalam mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan siswa, mulai dari masalah akademik, sosial, emosional, hingga perencanaan karir. “Guru BK bukan hanya sekadar memberikan nasihat, tetapi juga menjadi fasilitator, motivator, dan mitra bagi siswa dalam mengembangkan potensi diri secara optimal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mendikbudristek menjelaskan bahwa peningkatan kemampuan guru BK akan dilakukan melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan. Program-program ini akan fokus pada penguatan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional guru BK. Materi pelatihan akan mencakup pemahaman mendalam tentang psikologi perkembangan anak dan remaja, teknik konseling yang efektif, strategi pencegahan dan penanganan bullying, serta pemanfaatan teknologi dalam layanan BK.

Selain itu, Kemendikbudristek juga akan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara guru BK dengan pihak sekolah, orang tua, psikolog, dan tenaga ahli lainnya. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan sistem dukungan yang komprehensif bagi siswa. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menambahkan, “Kami percaya bahwa dengan kemampuan guru BK yang mumpuni dan kolaborasi yang solid, kita dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter kuat, cerdas, dan berdaya saing.”

Langkah konkret yang akan segera diimplementasikan antara lain adalah penyediaan modul pelatihan BK yang lebih relevan dan aplikatif, peningkatan akses guru BK terhadap sumber daya dan informasi terkini, serta penguatan organisasi profesi guru BK sebagai wadah untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan kualitas layanan BK di sekolah-sekolah di Indonesia akan semakin meningkat dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan siswa.

Kualitas Guru Honorer Jadi Fokus: Janji Benyamin Pilar Tingkatkan Mutu Lewat Rencana

Kualitas Guru Honorer Jadi Fokus: Janji Benyamin Pilar Tingkatkan Mutu Lewat Rencana

Isu mengenai peningkatan kualitas guru honorer kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, tokoh masyarakat dan pengamat kebijakan publik, Benyamin Pilar, menyampaikan janjinya untuk memajukan mutu para pendidik honorer melalui sebuah rencana strategis yang komprehensif. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah forum diskusi pendidikan yang diadakan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.

Benyamin Pilar menekankan bahwa peningkatan kualitas guru honorer merupakan investasi penting dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Menurutnya, guru honorer memiliki peran yang sangat signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama di daerah-daerah yang kekurangan tenaga pendidik tetap. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan yang memadai terhadap pengembangan profesionalisme mereka menjadi sebuah keharusan.

Rencana yang digagas oleh Benyamin Pilar mencakup beberapa aspek krusial dalam peningkatan kualitas guru honorer. Salah satunya adalah program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan yang akan diselenggarakan secara berkala di berbagai pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) di seluruh Indonesia. Program ini dirancang untuk membekali para guru honorer dengan pengetahuan dan keterampilan pedagogik terbaru, serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap kurikulum yang berlaku.

Selain pelatihan, rencana tersebut juga mencakup upaya peningkatan kesejahteraan guru honorer. Benyamin Pilar berjanji akan mengadvokasi kebijakan yang memberikan insentif dan tunjangan yang lebih layak bagi para guru honorer, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan pengabdian mereka. Ia juga menyoroti pentingnya memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru honorer untuk mengikuti seleksi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) secara transparan dan adil.

Lebih lanjut, Benyamin Pilar mengungkapkan bahwa rencana ini akan disinergikan dengan berbagai program pemerintah yang telah ada, serta melibatkan partisipasi aktif dari organisasi profesi guru, akademisi, dan praktisi pendidikan. Ia optimis bahwa dengan kolaborasi yangSolid dan implementasi yang terukur, kualitas guru honorer di seluruh pelosok negeri dapat meningkat secara signifikan. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung program ini di tingkat lokal, dengan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengembangan profesionalisme guru honorer di wilayah masing-masing. Dengan demikian, diharapkan para guru honorer dapat semakin termotivasi dan profesional dalam menjalankan tugas mulia mereka.

100 Ribu Asa Tertunda: Kisah Guru PPPK Swasta yang Menanti Penempatan

100 Ribu Asa Tertunda: Kisah Guru PPPK Swasta yang Menanti Penempatan

Di balik gemerlap status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tersimpan kisah guru swasta yang penuh harap namun juga diliputi penantian panjang. Lebih dari 100 ribu kisah guru dengan status PPPK kini masih belum mendapatkan penempatan resmi dari pemerintah. Setelah dinyatakan lulus seleksi, kisah guru ini terombang-ambing dalam ketidakpastian, menanti panggilan tugas yang tak kunjung tiba.

Kisah guru seperti Ibu Aminah di sebuah sekolah swasta di Bandung, Jawa Barat, adalah satu dari sekian banyak yang merasakan penantian ini. Setelah bertahun-tahun mengabdi dengan status honorer, kelulusan PPPK pada akhir tahun 2024 menjadi secercah harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Namun, hingga pertengahan Mei 2025, penempatan resmi belum juga ia terima. “Kami hanya bisa berharap dan terus bertanya-tanya,” ungkap Ibu Aminah dengan nada lirih saat ditemui pada Kamis, 8 Mei 2025, di sela-sela kegiatan belajar mengajar.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), kendala utama dalam penempatan kisah guru PPPK swasta ini adalah keterbatasan formasi di sekolah negeri. Meskipun kebutuhan guru di berbagai daerah masih tinggi, regulasi dan mekanisme penempatan menjadi penghalang utama. Pemerintah daerah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penempatan juga menghadapi tantangan dalam mengakomodasi jumlah guru PPPK swasta yang begitu besar.

Kondisi ini tentu menimbulkan berbagai dampak. Morale dan motivasi para guru yang telah lulus PPPK bisa menurun akibat ketidakpastian. Di sisi lain, sekolah-sekolah swasta tempat mereka mengajar juga berada dalam situasi yang sulit, karena status kepegawaian guru mereka belum jelas. Kepala Sekolah SMA Pelita Hati di Yogyakarta, Bapak Budi Santoso, pada Sabtu, 10 Mei 2025, menyampaikan kekhawatirannya mengenai situasi ini. “Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar para guru ini mendapatkan kepastian,” ujarnya.

Namun, secercah harapan muncul dengan adanya wacana dari pemerintah yang mempertimbangkan opsi penempatan guru PPPK swasta di sekolah swasta dengan mekanisme khusus. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara sambil menunggu ketersediaan formasi di sekolah negeri. Meskipun detailnya masih dalam tahap pembahasan, kabar ini memberikan sedikit kelegaan bagi para guru yang telah lama menanti. Kisah guru PPPK swasta ini adalah potret perjuangan dan harapan di tengah kompleksitas birokrasi, sebuah babak penting dalam perjalanan pendidikan di Indonesia.

Berapa Tepatnya Tambahan Gaji Guru? Ini Kata Mendikdasmen

Berapa Tepatnya Tambahan Gaji Guru? Ini Kata Mendikdasmen

Pertanyaan mengenai besaran nominal tambahan gaji guru yang akan diterima oleh para pendidik di seluruh Indonesia menjadi perhatian utama. Setelah pengumuman mengenai adanya kenaikan gaji guru oleh pemerintah, banyak yang penasaran mengenai angka pastinya. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Bapak Nadiem Anwar Makarim, akhirnya memberikanPenjelasan terkait hal ini.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Gedung Kemendikbudristek, Jakarta, pada Jumat, 16 Mei 2025, pukul 14.00 WIB, Bapak Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa nominal tambahan gaji guru akan bervariasi dan tidak bersifatFlat atau sama untuk setiap guru. Beliau menekankan bahwa kebijakan ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk status kepegawaian (ASN dan non-ASN), jenjang pendidikan yang diampu, serta kinerja masing-masing guru.

“Kami memahami betul antusiasme para guru mengenai tambahan gaji guru ini. Namun, perlu kami sampaikan bahwa besarannya akan berbeda-beda. Kami ingin memberikan penghargaan yang sesuai dengan dedikasi dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap guru,” ujar Bapak Nadiem Anwar Makarim. Beliau mencontohkan bahwa guru yang berstatus ASN dengan kinerja sangat baik dan mengajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi kemungkinan akan menerima tambahan yang lebih besar dibandingkan dengan guru honorer dengan masa kerja yangRelatif singkat.

Meskipun demikian, Bapak Nadiem Anwar Makarim belum menyebutkan angkaNominal secara spesifik untuk setiap kategori. Beliau menjelaskan bahwa saat ini tim dari Kemendikbudristek sedang melakukan finalisasi perhitungan berdasarkan data yangValidasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Rincian lengkap mengenai besaran tambahan gaji guru untuk setiap kategori profesi dan jenjang pendidikan dijadwalkan akan diumumkan secara resmi melalui surat edaran Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada tanggal 22 Mei 2025.

Para guru diminta untuk bersabar dan menunggu pengumuman resmi tersebut. Bapak Nadiem Anwar Makarim memastikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan tambahan penghasilan yangSignifikan dan dapat meningkatkan kesejahteraan para guru. Beliau juga mengimbau agar para guru tidak terpancing oleh informasi yang tidak resmi dan hanya mempercayai pengumuman dari kanal-kanal resmi Kemendikbudristek. Tambahan gaji ini diharapkan menjadi motivasi bagi para guru untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.